Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) menurut Suwarno (2014) dalam Sari et al (2011) merupakan primata non-human yang memiliki keberhasilan adaptasi yang tinggi sehingga tersebar diberbagai tipe habitat. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan jenis primata yang hidup secara berkelompok sehingga tidak terlepas dari interaksi sosial dengan individu lain dalam kelompoknya, jarak terjauh satu individu dengan kelompoknya sekitar 1 km. Lee (2012) menyatakan bahwa aktivitas sosial yang terjadi pada populasi Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) diantaranya social afiliation, social agonism, dan non-social activities yang termasuk diantaranya adalah bergerak, makan, dan inaktif. Wilayah jelajah monyet ekor panjang mencapai 10-80 ha di hutan primer, sedangkan di hutan bakau mencapai 125 ha (Supriatna and Wahyono, 2000). Morfologi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah monyet kecil yang memiliki rambut berwarna coklat dengan warna perutnya yang lebih muda dan disertai rambut keputih-putihan yang jelas pada bagian wajah (Aldrich-Black, (1976) dalam Zeksen et al (2021)).

Gambar 1. Keberadaan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke, Jakarta Utara. 
(Dokumentasi Pribadi, 2022).

Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2022 di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke, Jakarta Utara. Alat yang digunakan stopwatch dan alat tulis. Objek pengamatan yang diamati adalah anakan atau juvenile monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dimana pada tabel 1 adalah ciri-ciri yang perlu diketahui untuk menentukan objek monyet ekor panjang berdasarkan jenis kelamin dan kelas umur saat pengamatan. Metode yang digunakan adalah scan animal sampling. Pengambilan data dilakukan pada periode waktu pukul 10.40-12.37 WIB dengan interval waktu 5 menit. Cuaca saat pengamatan adalah mendung (sehabis hujan), 29°C.

Hasil dari pengamatan tentang Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang di di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke, Jakarta Utara. di peroleh data perilaku harian, yang dapat dilihat pada Tabel. 2 dan Gambar. 2 menunjukkan bahwa kecenderungan aktivitas yang teramati pada populasi monyet ekor panjang adalah moving (72,7%), grooming (9,1%), resting (9,1%), feeding (9,1%) dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan.

Gambar 2. Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang di di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke


Berdasarkan hasil yang diperoleh, perilaku bergerak atau moving mendapatkan hasil paling besar dengan persentase 72,70% dan perilaku lainnya seperti makan (feeding), grooming, istirahat (resting) mendapatkan hasil persentase masing-masing 9,1%. Hal ini dikarenakan kurang ketersediaan tempat berlindung dari cuaca yang tidak memadai dan makanan yang tidak tercukupi, sesuai dengan pernyataan Farida dkk, 2010; Pombo, 2004 bahwa apabila lingkungan tidak dapat mencukupi kebutuhan pakan monyet, monyet akan lebih banyak bergerak. Selain itu kondisi masih anakan monyet ekor panjang yang artinya sedang aktif-aktifnya bergerak (moving).

Sehingga dapat disimpulkan dari hasil pengamatan ini bahwa monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah perilaku yang dominan saat pengamatan adalah bergerak atau moving dimana akibat cuaca kurang mendukung, kurang sedia sarang berlindung dan umur monyet ekor panjang itu sendiri.

 PenulisSalsabila Ratna Wulandari, KPP - 9

DAFTAR PUSTAKA

Farida, H., Perwitasari-Farajallah, D., & Tjitrosoedirdjo, S. S. (2010). Aktivitas Makan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur, Jakarta. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 24-30.

Lee, G.H. (2012). Comparing the Relative Benefi ts of Grooming•contact and Fullcontact Pairing for Laboratory•housed Adult Female Macaca fascicularis. Applied Animal Behaviour Science. 137: 157•165.

Sari et al, 2011.Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang Macaca fascicularis Di Kawasan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu Tawangmangu Karanganyar. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.