Gambar 1. Lokasi pengamatan di Hutan Lindung Angke Kapuk 
(Sumber : Ade Basyuri, 2022)

Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) merupakan kawasan mangrove seluas 44.76 hektar yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov). HLAK terbentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 5000 m di antara Kali Kamal dan Kali Angke, dengan lebar kurang lebih 100 m. (Dwi et al, 2014). HLAK berfungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. HLAK menjadi salah satu tempat untuk berlindung bagi satwa liar, salah satunya Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).

Gambar 2. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) 
(Sumber : Ade Basyuri, 2022)


Monyet ekor panjang menurut Wheatley (1980) merupakan jenis primata nonhuman yang sangat berhasil dimana keberhasilan ini dapat dilihat dari penyebarannya yang sangat luas dan tingkat adaptasi yang tinggi pada berbagai habitat. Monyet ekor panjang termasuk jenis primata sosial yang dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari interaksi sosial atau hidup bersama dengan yang lain (Suwarno, 2014). Perilaku populasi monyet ekor panjang di HLAK seperti foraging, sleeping, playing, dan grooming menjadi salah satu kajian yang menarik untuk dipelajari dalam lingkup ilmu tentang perilaku hewan. Pengamatan ini bertujuan untuk mempelajari perilaku baik sosial maupun non sosial yang dilakukan oleh populasi monyet ekor panjang di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke.


Gambar 3. Kegiatan Pengamatan yang dilakukan oleh KPP Tarsius UIN 
(Sumber : Ade Basyuri, 2022)

Pengamatan dilakukan oleh KPP Tarsius UIN Jakarta bersama dengan KSP Macaca UNJ dalam kegiatan monitoring gabungan yang dilaksanakan di Kawasan hutan lindung muara angke pada 16 Juli 2022. Teknik pengumpulan data dalam pengamatan ini adalah dengan menggunakan metode scan sampling, yaitu metode sampling yang digunakan untuk menghitung aktivitas individu dalam suatu populasi yang dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu (Altman, 1973; Hepworth & Hamilton 2001). Pengamatan dilakukan dengan mengamati dan mencatat menurut variabel penelitian aktivitas harian Monyet ekor panjang dalam interval waktu 5 menit selama kurang lebih 1 jam.


Gambar 4. Distribusi (%) Aktivitas Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Hutan

Lindung Muara Angke


Hasil pengamatan aktivitas populasi monyet ekor panjang di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke dengan metode scan sampling pada gambar. 4 menunjukkan bahwa kecenderungan aktivitas yang teramati pada populasi monyet ekor panjang adalah moving (73%), grooming (9%), resting (9%), feeding (9%) dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan.

Aktivitas Moving yang dilakukan oleh Monyet Ekor Panjang di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke memiliki persentase sebesar 73% dari total aktivitas teramati. Hal ini disebabkan karena kurang ketersediaan tempat berlindung dari cuaca yang tidak memadai dan makanan yang tidak tercukupi. Bila lingkungan tidak dapat mencukupi kebutuhan pakan monyet, monyet akan lebih banyak bergerak (Farida dkk, 2010; Pombo, 2004). Aktvitas Resting, feeding, dan grooming yang dilakukan populasi monyet ekor panjang memiliki persentase yang sama sebesar 9% dari total aktivitas teramati. Widarteti, dkk (2009) dalam Farida, dkk (2010) menyatakan bahwa aktivitas Resting atau istirahat merupakan aktivitas yang penting dilakukan oleh individu setelah melakukan aktivitas makan. Pada saat pengamatan Macaca resting (istirahat) yang terlihat adalah duduk di atas pohon. Aktivitas lain yang dilakukan populasi monyet ekor panjang adalah grooming. Menurut Kamilah dkk (2013), grooming merupakan perilaku sosial dalam bentuk sentuhan yang umum dilakukan dalam populasi primata. Pada saat pengamatan Macaca, grooming yang dilakukan adalah autogrooming. Aktivitas feeding (makan) merupakan aktivitas rutinitas harian yang dilakukan oleh monyet ekor panjang. Aktivitas makan terdiri dari aktivitas mengambil makanan, memasukkan makanan ke dalam mulut, menyimpan dalam kantung pipi, dan mengunyah serta menelan makanan (Lee, 2012; Melfi & Feiltner, 2002). Pada saat pengamatan Macaca yang makanan yang dimakan adalah kulit ranting pohon api-apian (Avicennia Germinans).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan aktivitas yang dilakukan oleh populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dengan pengamatan menggunakan metode scan sampling di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke diperoleh 4 aktivitas yaitu moving, resting, grooming, dan feeding. Aktivitas populasi Monyet Ekor Panjang di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke dalam pengamatan ini didominasi dengan aktivitas moving (bergerak).

UCAPAN TERIMA KASIH

            Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Pengelola Kawasan Lindung Muara Angke yang telah memberikan izin dakam melakukan pengamatan dan teman – teman dari KSP Macaca UNJ yang telah mengundang KPP Tarsius UIN Jakarta dalam kegiatan monitoring gabungan.


Gambar 5. Monitoring gabungan KPP Tarsius UIN & KSP Macaca UNJ

Penulis : Alya Sifa Nurafiah, KPP  9


DAFTAR PUSTAKA
 

Altmann, J. (1974). Observational study of behavior: Sampling methods. Behaviour, 49(3), 227-266.

Awwaluddin, M. Bilal (2017). Kajian Tingkah Laku Dan Penyebaran Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) Di Kawasan Lembah Gembul Desa Jadi Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Skripsi Universitas PGRI Ronggolawe.

Farida, H., Perwitasari-Farajallah, D., & Tjitrosoedirdjo, S. S. (2010). Aktivitas Makan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur, Jakarta. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 24-30.

Iskandar, Entang. (2016). Macaca fascicularis. IPB University : Pusat Studi Satwa Primata. Karmilah, S.N., Deni, S., Jarulis. (2013). Perilaku Grooming Macaca fascicularis Raffl es, 1821. di Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu. Konservasi Hayati 09(2): 16.


Lee, G.H. (2012). Comparing the Relative Benefi ts of Groomingcontact and Fullcontact Pairing for Laboratoryhoused Adult Female Macaca fascicularis. Applied Animal Behaviour Science. 137: 157165.

Munawaroh, M. (2019). Aspek Biologi Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis). Surabaya : Universitas Muhammadiyah.

Napier, J., & P. Napier (1967). A Handbook of Living Primates : Morfology, Ecology and Behavior of Non Human Primates. New York : Academic Press.

Susangko, D. A., Kusuma, C., & Ramadan, H. (2014). Strategi Pengelolaah Hutan Lindung Angke Kapuk. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 35 – 42.

Suwarno. (2014). Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Tinjil. Prosiding Seminar Nasional XI Biologi, Sains, Lingkungan Dan Pembelajarannya.

Wheatley, B.P. 1980. Feeding and Ranging of East Bornean Macaca fascicularis. In: Lindburg,

D.E. (Eds) The Macaque: Studies in Ecology, Behaviour and Evolution. Pp. 257−283. New York: Van Nostrand Reinhold.

Widarteti, dkk. 2009. Perilaku Harian Lutung (Trachypithecus cristatus) di Penangkaran Pusat Penylamatan Satwa Gadog Ciawi-Bogor. Zoo Indonesia, 18(1): 33-40.