(Sumber : Ade Basyuri, 2022)

Macaca fascicularis (monyet ekor panjang) merupakan salah satu jenis hewan dari kelas Mamalia, ordo primata dan famili Cercopithecidae yang memiliki ciri berupa warna tubuh yang beranekaragam mulai dari keabuan hingga cokelat. Bagian dorsal tubuh umumnya berwarna lebih gelap jika dibandingkan dengan bagian ventral tubuhnya, ekornya panjang dan tertutupi oleh rambut halus berukuran pendek. Rambut di bagian kepala dan di sekeliling wajah spesies ini membentuk jambang lebat. Pada umumnya monyet yang baru lahir atau monyet anakan memiliki warna rambut yang hitam pada bagian kepalanya. Macaca fascicularis (monyet ekor panjang) juga merupakan jenis hewan yang hidup berkelompok atau arboreal. (Anggraini, et al., 2019). Ciri anatomi penting dari monyet ekor panjang adalah adanya kantong pipi (cheek pouch) yang berguna untuk menyimpan makanan sementara. Dengan adanya kantong pipi ini maka monyet ekor panjang dapat memasukkan makanan ke dalam mulut secara cepat dan mengunyahnya di tempat lain (Awwaludin, 2017).

Monyet ekor panjang termasuk jenis primata sosial yang dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari interaksi sosial atau hidup bersama dengan yang lain (Suwarno, 2014). Interaksi sosial yang dilakukan oleh monyet ekor panjang menimbulkan munculnya berbagai aktifitas yang berbeda antarindividu dalam populasi. Lee (2012) menyatakan bahwa aktifitas sosial yang terjadi pada monyet ekor panjang di antaranya social affiliation, social agonism, dan non­social activities termasuk bergerak, makan, dan inaktif. Aktifitas yang terjadi dapat menunjukkan penggunaan habitat dan persebaran niche oleh masing - masing individu dalam populasi. Menurut Syah (2020) Macaca fascicularis (monyet ekor panjang) adalah spesies primata yang sangat adaptif terhadap berbagai macam habitat. Spesies ini dapat ditemukan di kawasan kanopi hutan, hutan bersungai, kawasan pesisir, mangrove, rawa maupun hutan wisata.

KPP Tarsius UIN Jakarta bersama dengan KSP Macaca UNJ melakukan pengamatan  di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke pada tanggal 16 Juli 2022, dengan kondisi cuaca yang sedikit gerimis, mendung, suhu berkisar 29. Dilakukan selama 60 menit, dari 10.40 – 11.40 WIB dengan interval waktu 5 menit. Obyek yang diamati adalah Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) kategori adult dan juvenile sedangkan subyek pengamatannya adalah aktivitas harian spesies tersebut. Alat yang digunakan pada saat pengamatan antara lain alat tulis dan arloji. Untuk metode yang digunakan adalah metode scan animal sampling. Metode scan animal sampling merupakan metode sampling yang digunakan untuk menghitung aktivitas individu dalam suatu populasi yang dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu (Saputra, dkk, 2015)

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa kecenderungan aktivitas yang teramati pada monyet ekor panjang kategori juvenile di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke adalah Traveling (berpindah) dan Resting (inaktif atau istirahat). Adapun pembagiannya, yaitu climbing (25%), jump (16,6%), shaking the tree (8,4%), grooming (8,4%) dan sitting (41,6%) dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan.

Aktivitas yang dominan dilakukan oleh monyet ekor panjang kategori juvenile di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke adalah resting (inaktif atau istirahat) dari total aktivitas yang teramati. Jenis aktivitas resting yang dilakukan berupa sitting (duduk), yaitu sebesar (41,6%). Sinaga (2010) menyatakan bahwa aktivitas ini sering dilakukan di tajuk­tajuk pohon karena tajuk pohon yang rindang merupakan tempat yang disukai monyet ekor panjang. Selanjutnya terdapat aktivitas traveling (berpindah), pada pengamatan terdapat 3 jenis aktivitas traveling yang teramati. Yang pertama adalah climbing, yaitu sebesar (25%). Climbing dilakukan dengan memanjat dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya. Yang kedua adalah jump, yaitu sebesar (16,6%), aktivitas ini dilakukan dengan melompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya. Yang ketiga adalah shaking the tree, yaitu sebesar (8,4%), aktivitas ini dilakukan dengan menggoyang – goyangkan ranting pohon berisi daun. Kemudian, terdapat aktivitas social yang teramati berupa grooming sebesar (8,4%) dilakukan secara autogrooming atau grooming yang dilakukan sendiri (tidak berpasangan). Perilaku grooming dilakukan dengan tujuan untuk merawat dan mencari kutu di semua rambutnya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan yang dilakukan adalah aktivitas harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) kategori juvenile di Kawasan Hutan Lindung Muara Angke dengan pengamatan menggunakan metode scan animal sampling diperoleh 5 aktivitas dan dengan hasil perhitungannya diperoleh persentase aktivitas dalam total waktu 60 menit yaitu, yaitu climbing (25%), jump (16,6%), shaking the tree (8,4%), grooming (8,4%) dan sitting (41,6%). Sedangkan aktivitas yang dominan dilakukan adalah resting (inaktif atau istirahat) dari total aktivitas yang teramati.

Penulis :
Wanda Sopiah, KPP – 9

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F., D., Prasetyo, A., P., B., dan Iswari, R., S. (2019). Promoting Children’s Conservation Awareness of Macaca fascicularis Through Narrative Video. USEJ: Unnes Science Educational Journal. 8(3): 370.

Awwaluddin, M. Bilal (2017). Kajian Tingkah Laku Dan Penyebaran Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Di Kawasan Lembah Gembul Desa Jadi Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Skripsi. Universitas PGRI Ronggolawe.

Lee, G.H. (2012). Comparing the Relative Benefi ts of Grooming­contact and Fullcontact Pairing for Laboratory­housed Adult Female Macaca fascicularis. Applied Animal Behaviour Science. 137: 157­165.

Saputra, Alanindra., Marjono, Dewi Puspita, dan Suwarno. (2015). Studi Perilaku Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu Kabupaten Karanganyar. Bioeskperimen, 1(1) : 6 - 11.

Sinaga, S.M., Utomo, P., Hadi, S., Archaitra, N.A. (2010). Pemanfaatan Habitat oleh Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kampus IPB Darmaga. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Suwarno. (2014). Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Tinjil. Prosiding Seminar Nasional XI Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya. Surakarta: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Syah, M., J. (2020). Long-Tailed Macaques (Macaca fascicularis) and Humans Interactions in Grojogan Sewu Natural Park (TWA GS) Karanganyar Regency Central Java Province. Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology. 3(1): 31.