Mengenal Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Gambar 1. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) 
(Sumber: Ratnasari et al., 2019) 

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan spesies monyet yang mempunyai panjang ekor lebih kurang sama dengan panjang tubuh, yang diukur dari kepala hingga ujung tubuhnya. Panjang tubuh berkisar antara 385-648 mm. Panjang ekor pada jantan dan betina antara 400-655 mm. Berat tubuh jantan dewasa berkisar antara 2500-8300 gram, sedangkan berat tubuh rata-rata betina dewasa sekitar 3000 gram. Warna tubuhnya bervariasi, mulai dari abu-abu sampai kecokelatan, dengan bagian ventral berwarna putih. Anak yang baru lahir berambut kehitaman. Monyet ekor panjang merupakan hewan omnivora, tetapi komposisinya mengandung lebih banyak buah-buahan, selain bunga, daun muda, biji, umbi (Supriatna & Ramadhan, 2016). 

Monyet ekor panjang terbiasa hidup berkelompok, jumlah dalam kelompok biasanya terdiri dari 10-20 ekor di hutan bakau, 20-30 ekor di hutan primer, 30-50 ekor di hutan sekunder, dengan dengan pola multi male dan female. Besar kecilnya kelompok ditentukan oleh ada tidaknya pemangsa dan sumber pakan di alam. Menurut Suwarno (2014), monyet ekor panjang adalah jenis primata sosial dalam kehidupan sehari-hari sehingga dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari interaksi sosial atau hidup bersama dengan yang lain. Beragam kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan, diantaranya adalah foraging, sleeping, playing, grooming

Monyet ekor panjang tersebar luas secara acak di Asia Tenggara, biasanya ditemukan di berbagai lingkungan dengan kelimpahan terbesar di hutan rawa dan hutan sekunder. Umumnya, monyet ekor panjang dapat ditemukan di tepi sungai sekitar hutan karena spesies ini mencari perlindungan pada waktu malam hari di sepanjang sungai. Fooden (2006) meninjau penelitian MEP dan memperkirakan ukuran populasi sekitar 3 juta individu di seluruh Asia Tenggara, sementara sebelumnya estimasi populasi monyet ekor panjang sekitar 5 juta ekor (Fooden, 1995). Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadinya penurunan populasi monyet ekor panjang. Meskipun monyet ekor panjang memiliki persebaran yang sangat luas, penurunan populasinya dapat dikatakan cukup tajam. 

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), berdasarkan status IUCN memiliki status konservasi endangered atau terancam punah. Spesies ini mengalami perubahan status yang pada awalnya memiliki status vulnerable, yaitu menghadapi risiko kepunahan di alam liar dalam waktu yang akan datang dan berubah menjadi endangered, yaitu spesies yang menghadapi risiko kepunahan dalam waktu dekat. Tekanan populasi terhadap monyet ekor panjang terjadi dari dua sumber, yaitu terjadi karena faktor internal dan eksternal. Populasi monyet ekor panjang dapat berkurang dikarenakan faktor internal, misalnya sakit, berkelahi dengan anggota kelompok ataupun kecelakaan terjatuh dari pohon atau tebing dan bencana alam (Munawaroh, 2021). Selain itu, dibandingkan dengan satwa primata lain, monyet ekor panjang paling sering diperdagangkan dan banyak diambil dari habitat alaminya oleh manusia (Gumert et al., 2012). Perburuan liar yang sering dilakukan oleh manusia sangat mengancam populasi monyet ekor panjang, belum lagi pada saat ini pemeliharaan monyet ekor panjang menjadi trend di kalangan masyarakat, bukan hanya monyet ekor panjang ataupun primata saja melainkan satwa-satwa liar dan dilindungi lainnya juga yang menjadi target. Jika hal ini terus berlanjut maka akan menyebabkan populasi monyet ekor panjang semakin menurun. Oleh karena itu, penting untuk dilakukannya upaya-upaya konservasi untuk menjaga populasi monyet ekor panjang. Bisa dilakukan dengan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, mendukung upaya pelestarian yang dilakukan pemerintah ataupun lembaga lainnya, melaporkan orang yang melakukan perburuan satwa liar atau satwa dilindungi, dan paling terpenting adalah melestarikan alam yang merupakan habitat monyet ekor panjang dan satwa-satwa lainnya. 

Penulis: Alya Sifa Nurafiah (KPP angkatan IX) dan Eka Sri Wahyuni (KPP angkatan X). 


DAFTAR PUSTAKA 


Fooden, J. (1995). Systematic review of Southeast Asia longtail macaques, Macaca fascicularis (Raffles, 1821). Fieldiana Zool, 81, 1-206. 

Fooden, J. (2006). Comparative review of fascicularis-group species of macaques (Primates: Macaca). Fieldiana Zoology, 2006(107), 1-43. 

Gumert, M. D., et al. (2012). Populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Jurnal Primatologi Indonesia, 9(1), 3-12.

Munawaroh, M. (2021). Explorasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Desa Geger Kabupaten Bangkalan Madura. Pedago Biologi: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi, 7(2), 62-74. 

Ratnasari, S., Ihsan, M., & Suhirman, S. (2019). Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Taman Wisata Alam (Twa) Suranadi Lombok Barat. PENBIOS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 4(01), 09-22.

Supriatna, J., & Ramadhan, R. (2016). Pariwisata Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 

Suwarno, S. (2014). Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Tinjil. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 11, No. 1, pp. 544-546).