Selamat datang, Sobat Primata! Dalam jagat evolusi mamalia, kehadiran Simpanse (Pan troglodytes) menjadi salah satu titik temu ilmu pengetahuan dan keajaiban alam. Dengan kemiripan DNA hingga 98,8 % terhadap manusia, simpanse bukan sekadar “kerabat jauh”, melainkan cermin biologis dan sosial yang paling dekat yang kita miliki.
(de Waal, 2019)

Penelitian menunjukkan bahwa simpanse mampu membuat dan menggunakan alat seperti ranting untuk mengorek rayap, batu untuk memecahkan biji keras serta memperlihatkan perilaku sosial yang sangat terstruktur. Contohnya, dalam penelitian oleh Luncz et al. (2020), dijumpai bahwa populasi simpanse di Afrika Tengah mempertahankan budaya alat-guna yang berbeda antar kelompok, menunjukkan adanya tradisi yang diwariskan secara sosial.

         Gambar 1. Kelompok simpanse sedang makan

         (International Fund for Animal Welfare, 2025)

Tak hanya itu, simpanse menunjukkan ekspresi emosi, kerjasama, dan bahkan kemampuan memahami perspektif sesamanya (theory of mind) hingga livelli tertentu. Ini membuat kita berpikir: apa bedanya kita dengan mereka?

Gambar 2. Induk dan anak simpanse sedang berinteraksi sosial 

(Nuswantoro, 2025)

Namun kecerdasan tinggi tak membuat spesies ini kebal ancaman. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN 2023), populasi simpanse terus menurun akibat kombinasi perburuan, penyakit zoonosis (misalnya Ebola), dan terutama fragmentasi habitat akibat deforestasi dan ekspansi manusia. Penelitian Hicks et al. (2019) menunjukkan bahwa isolasi genetis akibat habitat terkotak-kotak memperlemah keragaman genetik kelompok simpanse dan menurunkan peluang reproduksi.

Kita sebagai manusia bisa melihat “bayangan diri” kita di dalam simpanse dari sisi kognisi, sosial, hingga biologi. Melindungi simpanse berarti melindungi sebuah jembatan evolusi dan warisan alam yang tak ternilai. Jika mereka lenyap, kita kehilangan potongan signifikan dari kisah evolusi kita sendiri.

Sobat Primata, mari kita sadari bahwa konservasi bukan hanya soal menyelamatkan “hewan lucu di hutan”, melainkan menjaga sistem kehidupan yang menghubungkan manusia dan alam secara mutlak. Setiap langkah kecil kita mengurangi jejak deforestasi, tak mendukung perdagangan satwa liar, atau bahkan menyebarkan pengetahuan menjadi bagian dari upaya besar menjaga keberlanjutan simpanse.


#JagaHutanJagaSimpanse #KerabatEvolusiKita

 

Daftar Pustaka

de Waal, F. (2019). Mama’s Last Hug: Animal Emotions and What They Tell Us about Ourselves. W.W. Norton & Company.

Hicks, T. C., Kühl, H. S., Boesch, C., & Vigilant, L. (2019). “Chimpanzee population structure and connectivity across the Congo Basin.” Current Biology, 29(17), 3193–3201.

International Fund for Animal Welfare. (2025). Chimpanzees — Facts, diet, and threats to the species survival. IFAW. https://www.ifaw.org/international/animals/chimpanzees?utm_source=chatgpt.com#368183

IUCN. (2023). Pan troglodytes: The IUCN Red List of Threatened Species. https://www.iucnredlist.org

Luncz, L. V., Wittig, R. M., & Boesch, C. (2020). “Cultural differences in chimpanzee tool use are maintained by selective emulation.” Science Advances, 6(15), eaaz5746.

Nuswantoro. (2025, April 27). Perilaku unik simpanse: Pesta buah beralkohol di hutan Afrika. Mongabay Indonesia. https://www.mongabay.co.id/2025/04/27/perilaku-unik-simpanse-pesta-buah-beralkohol-di-hutan-afrika/